Sunday, August 3, 2008

sentuhan nilai fiqh untuk wanita beriman



PEMBAHASAN UMUM (1)
KEDUDUKAN WANITA PADA MASA SEBELUM DATANGNYA ISLAM
Yang dimaksud dengan masa sebelum datangnya Islam adalah masa jahiliyah yang
dialami oleh Bangsa Arab Kuno khususnya dan umat manusia di kala itu pada umumnya. Suatu
masa yang saat itu manusia di masa kekosongan dari dakwah para rasul dan rusaknya garis-garis kehidupan. Di dalam hadits tertera, bahwa Allah di kala itu memandang segenap manusia, Arab dan non Arab, dengan penuh kemurkaan. Kecuali segelintir generasi tersisa dari Ahlu-l-Kitab. Secara umum, wanita di waktu itu hidup dalam masa yang serba rumit, terutama di lingkungan masyarakat Arab. Mereka tidak menghendaki kelahiran wanita. Di antara mereka ada yang mengubur wanita hidup-hidup hingga mati di kalang tanah, dan di antara mereka ada yang membiarkannya hidup, namun dalam kehidupan yang hina dan nista.
Dalam hal ini Allah berfirman :


“Dan apabila seseorang di antara mereka dikarunia (kelahiran) anak perempuan, murunglah wajahnya dan ia sangat jengkel penuh kemarahan. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, lantaran buruknya apa yang diterimanya. Adakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kenistaan, ataukah akan menguburkannya (hiduphidup) ke dalam tanah? Ketahuilah, betapa buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An- Nahl: 58-59).
Allah berfirman:



“Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hiduphidup ditanya, karena dosa apakah ia dibunuh. (QS. At-Takwir: 8-9)
Sebaliknya, jika wanita itu selamat dari penguburan terhadap dirinya hidup-hidup, ia pun
hidup tanpa dihargai eksistensinya. Ia tidak mendapatkan sedikit pun bagian harta pusaka dari
kerabatnya, meskipun kerabatnya itu kaya sedang ia dililit kefakiran dan dihimpit kebutuhan. Karena, mereka hanya memberikan harta waris kepada lelaki, bukan kepada perempuan. Bahkan, jika suaminya meninggal, wanita itu pun dianggap sebagai harta yang dapat diwarisi sebagaimana harta suaminya. Sejumlah wanita hidup di tangan satu orang suami, di mana ia tidak terikat oleh bilangan tertentu dalam mempersunting wanita, di samping ia acuh terhadap keluh kesah, ketidaknyamanan hidup dan ketertindasan yang direguk oleh isteri-isteri itu.

0 comments: